Rabu, 24 Juli 2013

CERITA ISLAMI UNTUK ANAK-ANAK








Kisah Manusia Penghuni Langit 

Assalamu'alaikum wr. wb.
Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa ada seseorang yang akan menjadi penghuni langit. Siapakah beliau yang memiliki keistimewaan tersebut.
Karena begitu taat dan rasa sayangnya kepada ibundanya, laki-laki yang satu ini divonis oleh Utusan Allah SWT sebagai penghuni langitu sehingga banyak para sahabat yang meminta didoakan olehnya.

Uwais Al Qarni namanya. Beliau adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di Yaman bersama ibunya yang sudah tua renta, lumpuh dan buta. Uwais tinggal dengan ibunya karena beliau tidak mempunyai lagi ahli keluarga. Beliau senantiasa merwat ibunya dengan penuh ketulusan dan kasih sayang serta mematuhi seluruh perintah ibunya.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, beliau bekerja menggembala kambing dan unta milik orang lain serta mendapatkan upah dari pekerjaan tersebut. Walaupun upah yang diterimanya hanya cukup untuk kebutuhan dirinya dan ibunya, namun ia tetap sabar dan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang dianugrahkan kepadanya.
Apabila beliau mendapatkan upah yang berlebih, ia tak lupa untuk berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu.
Uwais juga dikenal sebagai sosok yang ahli ibadah.
Dia selalu berpuasa di siang hari dan pada malam harinya ia selalu bermunajat kepada Allah SWT untuk memohon petunjuk dan beristighfar. Meski demikian, pemuda yang hidup semasa dengan Rasulullah SAW ini memiliki kecintaan yang sangat luar biasa kepada Rasulullah.

Ia selalu merasa bersedih hati jika mendengar orang-orang yang bercerita tentang pertemuan mereka dengan Baginda Rasul, karena memang dia belum pernah berjumpa sekalipun dengan Nabinya tersebut.

Rasa rindu Uwais untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW semakin lama semakin dalam. Beliau ingin sekali memandang wajah Rasulullah SAW dari dekat serta ingin mendengar suaranya. Namun, kecintaannya kepada ibunya juga sangat luar biasa, ia merasa tidak tega untuk meninggalkan ibunyaq untuk bertemu dengan Nabi.

Di luar dugaan, si Ibu yang sebenarnya mengetahui cintanya kepada Baginda Nabi, tiba-tiba saja angkat bicara.
"Wahai Uwais anak ibu, Pergilah engkau menemui Rasulullah SAW di rumahnya. Setelah berjumpa, segeralah engkau pulang," kata Ibu Uwais.

Mendengar pernyataan ibunya tersebut, Uwais merasa sangat gembira luar biasa dan ia pun segera berkemas, mempersiapkan dirinya untuk pergi ke Madinah menemui Rasulullah SAW. Namun, ia tak lupa menyiapkan segala keperluan ibunya selama ia pergi ke Madinah. Ia selalu berpesan kepada orang-orang terdekatnya agar menjenguk ibunya sepeninggal Uwais ke Madinah.
Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, Uwais pun akhirnya tiba di Madinah dan ia pun langsung menuju rumah Rasulullah SAW. Selepas mengucapkan salam, pintu rumah Nabi pun terbuka, namun yang beliau temui hanya Aisyah, sedangkan Rasulullah SAW ketika itu sedang berada di medan perang.

Uwais pun langsung merasa kecewa karena ia ingin segera bertemu Nabi dan segera pulang sebagaimana pesan ibunya.
Akhirnya ia pun memilih untuk segera pulang dan menitipkan pesan untuk Nabi kepada Aisyah.

Setelah perang usai, Rasulullah SAW kembali pulang ke Madinah dan ia langsung bertanya kepada Aisyah mengenai orang yang mencari beliau. Belum sempat Aisyah menjawab, Nabi pun bersabda,
"Uwais anak yang taat kepada ibunya, dia adalah penghuni langit."
Aisyah pun sangat kaget dengan penuturan Nabi, karena Rasulullah rupanya sudah mengetahui siapa tamu yang ingin bertemu dengannya jauh-jauh hari.

Para sahabat tertegun, kemudian Nabi Muhammad SAW meneruskan keterangannya mengenai Uwais yang menjadi salah satu orang yang menghuni langit kepada orang orang-orang yang hadir di situ.
Baginda Nabi bersabda,
"Jika kamu ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah dia memiliki tanda puith di telapak tangannya."

Nabi juga berpesan kepada para sahabat,
"Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mohonlah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi."

Selepas Rasulullah SAW wafat, Umar dan Ali ra akhirnya bisa berjumpa dengan Uwais. Kemudia mereka berdua memohon doa dan istighfar dari Uwais. Umar juga berjanji untuk menyumbangkan uang dari Baitul Mal kepada Uwais.
Namun dengan bijaksana Uwais berkata,
"Hamba mohon, supaya hari ini saja hamba diketahui oleh orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui oleh orang lagi."

Apakah Uwais adalah seorang Malaikat?
Ataukah beliau adalah Malaikat yang menyamar menjadi manusia untuk merawat seorang Ibu?
Apakah Uwais memang hanya manusia biasa?
Wallahu A'lam.

Karena Sabda Nabi, pasti benar adanya.
Uwais bukan orang bumi, dia penghuni langit. Selain itu, pertemuannya dengan Umar dan Ali juga menjadi tanya tanya besar karena pertemuan mereka disuruh untuk merahasikan dan Uwais tidak ingin dilihat orang setelah itu.
Subahanallah....

Semoga kisah sahabat Uwais ini bisa menjadi cambuk buat kita semua agar senantiasa berbakti kepada ibu, ibu yang melahirkan kita dengan susah payah.

Wassalamu'alaikum wr. wb.



 
Tertipu Laba-Laba

Pada saat kaum kafir Quraisy melakukan segala upaya untuk mengejar dan menemukan Rasulullah SAW, dengan iming-iming bagi siapa saja yang berhasil membunuh Nabi Muhammad SAW dalam hijrahnya ke kota Madinah.
Bukan hanya para petinggi kaum kafir Quraisy saja yang tertarik dengan hadiah yang menggiurkan, namun para warga pun juga ikut memburu keberadaan Rasulullah SAW.
Hadiahnya berupa 100 ekor unta bagi siapa saja yang berhasil menangkap Baginda Rasulullah SAW hidup atau mati.

Dengan berbekal aneka senjata tajam, mereka pun menyebar untuk mencari keberadaan Rasulullah SAW.
Para ahli pencari jejak pun ikut ambil bagian dalam melacak keberadaan Beliau SAW. Upaya itu pun menuai titik terang, mereka berhasil mengendus jejak perjalanan Nabi SAW di Bukit Tsur.

"Pasti mereka ada di dalam gua di sekitar bukit ini," kata salah seorang dari mereka.

Tak jauh dari mereka, Abu Bakar ra dan Rasulullah SAW sebenarnya bisa mendengar percakapan mereka, bahkan bisa melihat mereka dari dalam gua. Mengetahui hal itu, Abu Bakar ra merasa khawatir sampai dirinya berkeringat.
Kemudian ia berkata kepada baginda Nabi SAW,
"Ya Rasulullah SAW, aku tidak takut mati, akan tetapi jika mereka menyakitimu, maka kaum muslimin akan kacau balau," kata Abu Bakar ra.

Subhanallah..
Meski keadaan sangat genting begitu,Baginda Nabi SAW dengan tenang dan penuh keyakinan menenangkan sahabat karibnya itu,
"Laa Tahzan, Allah Ma'ana."
Artinya: "Janganlah takut, Allah bersama kita."
Meski sudah ditenangkan oleh baginda Nabi SAW, namun Abu Bakar ra tak bisa menyembunyikan kegusarannya. Betapa tidak, Abu Bakar sadar betul bahwa apabila orang-orang kafir itu merunduk sedikit saja, pastilah mereka sudah bisa melihat keberadaan keduanya.

Rasululah SAW yang bijaksana itu bisa mengetahui kegelisahan sahabatnya.
Beliau SAW langsung berdoa kepada Allah SWT agar Abu Bakar menjadi tenang. Akhirnya Abu Bakar ra pun tenang dan memiliki keberanian yang berlipat ganda untuk terus mendampingi hijrah Rasulullah SAW.

Subhanallah...
Atas izin ALlah SWT, para pemburu itu tidak bisa melihat dan mendeteksi keberadaan Rasulullah di Gua Tsur.
Ternyata, beberapa saat sebelum orang-orang kafir Quraisy itu mendekati Gua Tsur, Allah SWT telah terlebih dahulu mengutus sepasang burung merpati utnuk membuat sarang di mulut gua itu.
Bahkan tak hanya sampai di situ saja, atas izin Allah SWT, burung betina pun bertelur dan mengerami telurnya.

Tak hanya di situ saja, Allah SWT mengutus laba-laba kecil untuk hinggap di mulut gua dan membuat jaring yang sempurna menutupi mulut gua Tusr terebut. Dengan cerdiknya laba-laba itu mendesain sarangnya sehingga seperti sarang laba-laba yang sudah cukup lama dibuat.  Subhanallah...
Dengan adanya sarang burung dan jaring laba-laba itu, orang-orang kafir Quraisy yakin benar kalau tidak ada orang yang masuk Gua Tsur itu. Kalau ada yang masuk, berarti orang tersebut akan merusak sarang laba-laba dan burung pun beterbangan.

Ternyata mereka tertipu oleh laba-laba yang kecil itu.
Subhanallah..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar